Eritrea merupakan sebuah negara yang terletak
di bagian timur laut Afrika. Negara ini berbatasan dengan Sudan di sebelah
barat, Ethiopia di selatan, dan Djibouti di tenggara. Eritrea bisa juga
disebut Afrikanya Korea Utara karena negara yang paling disensor kedua di dunia
setelah Korea Utara.
Banyak warga Eritrea yang bermigrasi lebih
tepatnya mengungsi ke negara lain karena warga disana banyak yang takut dengan
peraturan dan kebijakan pemerintah disana. Bahkan ada salah satu warganya yang
mengatakan “Negara Eritrea merupakan negara terburuk”.
“Diperkirakan 5.000 orang meninggalkan
Eritrea setiap bulan, ini sangat mengejutkan,” kata Matthew Pennycook, Anggota Parlemen Inggris.
Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack Obama,
dan Presiden Perancis, Francois Hollande, ikut membahas apa yang terjadi di
Eritrea.
“Saya baru-baru ini memperbarui sanksi
terhadap beberapa pelaku kekerasan terburuk termasuk korea utara dan Eritrea,”
ujar Barack Obama
Negara Eritrea memang negara yang keras dan
sangat otoriter, warganya pun sangat sulit untuk mendapatkan hak dan
berkomunikasi dengan bebas.
“Dengan Eritrea, kita perlu memberikan
tekanan maksimum, karena apa yang terjadi sangat serius. Ini adalah negara yang
menjadi kosong dari penduduknya sendiri,” ujar Francois Hollande.
Walaupun warga Eritrea sangat sulit untuk
menyebrangi perbatasan Eritrea-Ethiopia, tetapi ada beberapa warga Eritrea yang
berhasil mengungsi dan mereka akan menceritakan kisahnya.
Fresshaye, Seorang pengungsi pria Eritrea,
menceritakan bahwa dirinya pernah dipenjara karena meninggalkan Eritrea dan
akhirnya dibebaskan lalu mengungsi di Ethiopia.
Dia pergi dari Eritrea karena ingin belajar
dan meningkatkannya secara umum karena dia seorang militer di Eritrea jadi
tidak memiliki kesempatan untuk belajar dan bekerja. Dia datang ke Ethiopia
karena ingin mendapatkan hidup yang lebih baik dan pendidikan.
“Di Eritrea Anda tidak dapat bekerja, disana
tidak ada pekerjaan, disana tidak ada kesempatan,” ujar Fresshaye.
“Di Eritrea hanya memiliki satu surat kabar,
bernama Haddas Eritrea, satu channel TV bernama ERITV, dan tidak ada internet
di Eritrea,” lanjut Fresshaye
Abrihet, Seorang pengungsi wanita Eritrea
juga menceritakan kisahnya bahwa dia juga pernah dipenjara karena mencoba
menyebrangi perbatasan secara illegal. Setelah bebas dari penjara dia melarikan diri
dan mengungsi di Ethiopia.
Sebenarnya dia sangat ingin untuk ke Amerika
Serikat karena dia ingin belajar dan menjadi seorang insinyur disana.
Dia mengatakan sangat sulit hidup di Eritrea
karena kami memiliki ketakutan, kami juga tidak memilik hak dan tidak dapat
mengungkapkan apa pun dengan bebas.
“Disana tidak ada
kepercayaan di antara orang-orang, jika Anda melakukan sesuatu, tetangga Anda
akan melaporkan Anda,” kata Abrihet
Tidak ada komentar:
Posting Komentar