Rabu, 06 Februari 2019

Review Video dari Vice News “Blackout Episode 4: Leaks from Eritrea, Africa's North Korea” (Part 1/2)

Related image

     Eritrea merupakan sebuah negara yang terletak di bagian timur laut Afrika. Negara ini berbatasan dengan Sudan di sebelah barat, Ethiopia di selatan, dan Djibouti di tenggara. Eritrea bisa juga disebut Afrikanya Korea Utara karena negara yang paling disensor kedua di dunia setelah Korea Utara.

Banyak warga Eritrea yang bermigrasi lebih tepatnya mengungsi ke negara lain karena warga disana banyak yang takut dengan peraturan dan kebijakan pemerintah disana. Bahkan ada salah satu warganya yang mengatakan “Negara Eritrea merupakan negara terburuk”.

“Diperkirakan 5.000 orang meninggalkan Eritrea setiap bulan, ini sangat mengejutkan,” kata Matthew Pennycook, Anggota Parlemen Inggris.

Presiden Amerika Serikat ke-44, Barack Obama, dan Presiden Perancis, Francois Hollande, ikut membahas apa yang terjadi di Eritrea.

“Saya baru-baru ini memperbarui sanksi terhadap beberapa pelaku kekerasan terburuk termasuk korea utara dan Eritrea,” ujar Barack Obama

Negara Eritrea memang negara yang keras dan sangat otoriter, warganya pun sangat sulit untuk mendapatkan hak dan berkomunikasi dengan bebas.

“Dengan Eritrea, kita perlu memberikan tekanan maksimum, karena apa yang terjadi sangat serius. Ini adalah negara yang menjadi kosong dari penduduknya sendiri,” ujar Francois Hollande.

Walaupun warga Eritrea sangat sulit untuk menyebrangi perbatasan Eritrea-Ethiopia, tetapi ada beberapa warga Eritrea yang berhasil mengungsi dan mereka akan menceritakan kisahnya.

Fresshaye, Seorang pengungsi pria Eritrea, menceritakan bahwa dirinya pernah dipenjara karena meninggalkan Eritrea dan akhirnya dibebaskan lalu mengungsi di Ethiopia.

Dia pergi dari Eritrea karena ingin belajar dan meningkatkannya secara umum karena dia seorang militer di Eritrea jadi tidak memiliki kesempatan untuk belajar dan bekerja. Dia datang ke Ethiopia karena ingin mendapatkan hidup yang lebih baik dan pendidikan.

“Di Eritrea Anda tidak dapat bekerja, disana tidak ada pekerjaan, disana tidak ada kesempatan,” ujar Fresshaye.

“Di Eritrea hanya memiliki satu surat kabar, bernama Haddas Eritrea, satu channel TV bernama ERITV, dan tidak ada internet di Eritrea,” lanjut Fresshaye

Abrihet, Seorang pengungsi wanita Eritrea juga menceritakan kisahnya bahwa dia juga pernah dipenjara karena mencoba menyebrangi perbatasan secara illegal. Setelah bebas dari penjara dia melarikan diri dan mengungsi di Ethiopia.

Sebenarnya dia sangat ingin untuk ke Amerika Serikat karena dia ingin belajar dan menjadi seorang insinyur disana.

Dia mengatakan sangat sulit hidup di Eritrea karena kami memiliki ketakutan, kami juga tidak memilik hak dan tidak dapat mengungkapkan apa pun dengan bebas.

“Disana tidak ada kepercayaan di antara orang-orangjika Anda melakukan sesuatu, tetangga Anda akan melaporkan Anda,” kata Abrihet

Tidak ada komentar:

Posting Komentar