Awalnya... Kasih (9-11 tahun), Angel (6/7 tahun) adalah anak-anak yang
berbahagia, karena punya papa (Martin) mama (Stela) yang baik hati dan sayang
sama mereka.
Dan semuanya berubah ketika mereka berencana liburan ke puncak! Liburan
yang sangat menyenangkan, berujung menjadi duka yang berkepanjangan buat Angel.
Dalam perjalanan pulang, Angel merengek. Stela yang berada di balik kemudi
(menggantikan Martin yang mengantuk), karena sambil membujuk Angel, akhirnya
kehilangan kendali. Tabrakan tak terhindarkan. Dan Stela meninggal dunia.
Martin terpukul banget dengan kematian Stela. Terlebih setelah itu, musibah
sepertinya datang beruntun. Rumah mereka kebakaran. Martin kena rasionalisasi
di kantornya. Martin stress berat, anak-anak tak ada yang mengurus, rewel minta
ini itu (terlebih Angel yang masih kecil) dan pekerjaan baru yang nggak segera
di dapat.
Bukannya menghemat sisa uang yang ada, tapi Martin malah mencoba
peruntungannya dengan berjudi. Martin kalah telak, hingga uangnya
habis-habisan. Pulang ke rumah, Angel merengek. Jadilah Angel bulan-bulanan
kemarahan papanya. Buntutnya... Angel dituduh sebagai penyebab kematian
mamanya, pembawa sial! Kalau bukan Angel yang merengek, pasti mamanya masih
hidup. Pasti dia nggak kehilangan pekerjaannya. Angel lah yang membuat semuanya
jadi berantakan!
Si kecil Angel, tentu tak bisa berbuat apa-apa. Dia bahkan tak mengerti. Dan
kebingungannya menjadi amat sangat, karena dia menerima ‘pelajaran’ yang berbeda
dari papanya dan kakaknya, Kasih!
Kasih selalu menghibur Angel, dengan cerita-cerita soal mama mereka. Kasih
cerita kalau mamanya memberinya nama Angel yang artinya malaikat. Dan nama
adalah doa orangtua. Tentu mamanya berharap Angel seperti malaikat yang baik
hati, yang sabar, yang pinter, yang nggak cengeng...
Sementara papanya bilang "kamu bukan malaikat! Buktinya kamu nggak bisa
menyelamatkan mama! Kamu iblis yang bawa sial," (tentu ini diucapkan ketika
Martin mabuk).
Angel jadi sering mengadu pada Kasih, kalau dia bukan malaikat lagi. Kasih
sendiri, kalau di depan papanya, nggak berani membela Angel. Bahkan ketika
Angel dipukuli (awalnya hanya teror kata-kata, belakangan main pukul), Kasih
hanya bisa diam (mencari selamat sendiri, meskipun dia kasihan sama Angel).
Tapi Angel, seperti nasihat Kasih, malaikat nggak boleh cengeng, nggak pernah
menangis.
Next di (2/2)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar